Perkembangan Bahasa Sunda (Bagian 2)

3.Bahasa Sunda zaman Bihari III (Tahun 1800-1900 M)
Di zaman ini, mulai muncul awal perubahan bagi masyarakat Sunda. Kontak antara orang Sunda dengan orang Belanda melalui para menak, para bupati, dan paa pegawai Belanda yang membawa dampak cukup besar dalam perkembangan bahasa Sunda. Bahasa Sunda dipakai untuk menulis dan merek gunakan untuk sekali-kali. Salah satu buktinya adalah buku History of Java karangan Raffles yang isinya adalah urutan kata Sunda. Begitu pula dengan orang Sunda sendiri telah berhasil membuat kamus, seperti dilaksanakan oleh Dalem Pancaniti dan Rd. Kartawinata. Kamus-kamus Sunda yang dibuat oleh bangsa asing sebagai berikut.
A dictionary of the Sunda languange (Rigg, 1862)
Soendaneesch Leesboek (Grashuis, 1874)
Soendaneesch-Holand woordenboek (Geerdink, 1875)
4.Bahasa Sunda zaman Bihari IV (Tahun 1900-1945)
Pada zaman ini, mulailah bahasa Sunda banyak digunakan untuk keperluan para penulis untuk menulis buku-bukunya seperti Elmuning basa Soenda (D.K. Ardiwinata, 1916), Panoengsi Basa (Soeria Diraja), dan sebagainya. Pada zaman Jepang, bahasa Sunda mulai digunakan dalam ilmu pengetahuan, dan sastra. Bahasa Sunda banyak diajarkan di sekolah Jepang yang ada di Jawa Barat.
5.Bahasa Sunda zaman Kiwari (1945-sekarang)
Setelah perang dunia ke 2, bahasa Sunda digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam media, kesenian, kepustakaan, dan banyak lagi. Dengan datangnya Jepang, masyarakat Sunda diharuskan berbahasa Melayu (Indonesia), maka saat ini Bahasa Sunda masih banyak kontak terjadi dengan Bahasa Indonesia.   

Komentar